Thursday, July 23, 2009
Puisi 11
"Kristal Merah"
Aku berjalan mengisi kesunyian,
Hidup sendiri dalam keramaian,
Masing-masing teman punya kristal,
Kilauan kristal mereka indah-indah belaka,
Aku pun ingin memiliki kristal sendiri,
Menemaniku setiap masa,
Inginku merenungi sinar kristal itu setiap detik dan waktu,
Kilauan itu pasti buat aku tidak jemu,
Pelbagai warna yang telah kutemui,
Pernah juga aku memiliki tiga kristal sebelum ini,
Namun kilauannya cuma sementara,
Akhirnya tidak mengeluarkan kilauan dan sinar lagi untukku,
Diberikan pada orang lain pula kilauan dan sinar mereka,
Kristal-kristal itu sudah tidak mahu denganku lagi,
Aku kecewa,
Aku mencari kristal baru,
Aku telah berkenan dengan warna yang lain,
Tapi sayang milik orang,
Aku cuba untuk memiliki kristal itu,
Tapi kilauan dan sinarnya masih berbelah bahagi,
Kekadang mahu,
Kekadang tak mahu,
Akhirnya kristal itu pilih tak mahu,
Pencarian masih kuteruskan,
Cekal dan tabah jadi peneman sementara,
Bukan mudah untuk kristal itu,
Telah kutemui kristal itu,
Indah kilauan dan sinarnya,
Aku mahu itu,
Kristal itu merah warnanya,
Kali ini indah pada pandangan mataku,
Kilauan dan sinarnya membuat aku sukar melupainya,
Aku telah buat keputusan untuk memiliki kristal itu,
Kristal merah itu,
Begitu indah dan istimewa,
Meski ada insan yang jengkel dengan warnanya,
Jengkel dengan kilauan dan sinarnya,
Ah, mulut orang!
Kalau diturutkan biasa jadi tak keruan,
Aku jaga kristal itu,
Kristal merah itu,
Lain dari yang biasa,
Amat istimewa,
Aku bahagia punya kristal merah seperti itu.
Kristal Merah
24/07/09
2.24 a.m
Pangsapuri Seri Nilam, Ampang.
Saturday, July 11, 2009
Puisi 10
"Adik Cantik Manis"
"Adik cantik manis,"
"Bukanlah! Saya akak,"
"Adik cantik manislah,"
"Akaklah!"
Akak?
Bos cakap, "Adik cantik manis,"
"Kalau itu macam, akak cantik manis,"
Kepala sudah pening,
Kalau itu satu bungkus 10 ringgit,
Tapi akak tanya, "Sekilo berapa ringgit?"
Satu bungkus 10 ringgit,
Bos cakap, "Satu bungkus 10 ringgit,"
"Tunggu bos baliklah adik cantik manis,"
"Akaklah!"
Kristal Merah
12/07/09
5.49 a.m
Pangsapuri Seri Nilam, Ampang.
Puisi 9
"Najis"
Dulu bunuh sana bunuh sini,
Khianat sana khianat sini,
Seksa sana seksa sini,
Noda sana noda sini,
Najis tetap najis,
Tutup sana tutup sini,
Busuk masih ada,
Najis tetap najis,
Cuci dengan apapun,
Tanganmu dan badanmu tetap kotor,
Selagi bumi bernafas,
Usah mahu pulang sini,
Tinggallah sana.
Kristal Merah
12/07/09
5.29 a.m
Pangsapuri Seri Nilam, Ampang.
Subscribe to:
Posts (Atom)